Wanita Karir Dalam Islam

Oleh
Iis Haryati, S.Pd

Terjadi perubahan-perubahan dramastis pada perempuan dalam bekerja. Kini perempuan lebih bebas dalam menentukan karir mereka. Metode kontrasepsi modern turut memungkinkan perempuan untuk berkarir tanpa gangguan. Perawatan kehamilan dan kelahiran modern sampai pengasuhan anak yang sudah tersedia dimana-mana membuat perempuan bebas memilih pekerjaan yang ia inginkan.
Perubahan ini menciptakan tuntutan berbeda bagi laki-laki maupun perempuan. Laki-laki tidak lagi dihormati atas kelebihannya dan perempuan tidak hanya terbatas pada melahirkan, merawat anak dan mengurus tugas-tugas rumah tangga.
Jumlah wanita "karir" terus meningkat secara tidak terduga, mulai dari pekerja kasar sampai mengisi posisi manajemen. Salah satu keuntungan perempuan bekerja adalah terbangunnya kekuatan ekonomi keluarga. Dalam sebuah penelitian sebagian besar pembeli rumah pertama adalah pasangan dengan karir ganda, selain itu pernikahan dengan karir ganda berkontribusi pada hubungan yang lebih setara antara suami istri dan meningkatkan rasa harga diri pada perempuan ( J.W Santrock). Lalu apa kekurangan ketika seorang perempuan memutuskan untuk bekerja? Dalam hal ini kita perlu mengkritisi lebih dalam.
Ketika perempuan mengejar karir, banyak pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Haruskah menunda pernikahan demi mengejar karir? Haruskan menunda memiliki anak? Penyesuaian apa yang terpaksa harus dilakukan oleh laki-laki?
Selain itu ketika seorang perempuan telah mandiri ia tidak bergantung secara ekonomi dalam pernikahannya, dalam kondisi ini laki-laki dihadapkan pada beberapa tekanan meskipun ia menghargai pekerjaan istrinya tapi ia merasa tidak diberikan pelayanan sepenuhnya.

Mengenai wacana ini Islam telah mengatur rambu-rambu yang dipegang oleh wanita "karir".

- Diantara paradigma yang harus tetap dipegang secara utuh sebelum wanita bekerja yaitu suami merupakan pemimpin keluarga dan ia pula yang bertanggung jawab memberikan nafkah pada keluarganya bukan istri, adapun ketika perempuan memutuskan untuk bekerja itu hanyalah merupakan salah satu bentuk aktualisasi dirinya dalam mengamalkan ilmu yang ia miliki.
- Tugas utama seorang perempuan adalah mengurus rumah tangganya dalam artian bukan hanya pekerjaan rumah tapi juga termasuk melayani suami dan mendidik anak. Perempuan baru bisa berkarir ketia ia bisa menyeimbangkan antara kewajiban dirinya dalam rumahtangganya dan pekerjaannya. Bagaimana seorang perempuan bekerja diluar rumah sedangkan rumah tangganya berantakan?

Seorang perempuan muslimah memang perlu belajar mandiri secara ekonomi menjaga bila ia ditinggal wafat oleh suaminya tidak dalam keadaan lemah, namun bukan berarti setelah mandiri perempuan menjadi arogan terhadap laki-laki ataupun bisa menyamai derajat suaminya. Sebagai muslimah sudah selayaknya kita mengamalkan ilmu, berkarir merupakan salah satu bentuknya. Selain itu perempuan muslimah yang berkarir dan mendapatkan penghasilan dari pekerjaanya mendapat nilai lebih ketika ia dapat mensedekahkan sebagian harta dari jerih payahnya sendiri.

Wallahu 'alam


0 komentar:

Posting Komentar