Ketika anak bermain, ia kerapkali menarik semua mainannya, menyimpan dengan sembarangan, mengambil lagi mainan yang baru, dan membiarkan mainan yang sebelumnya ketikan anak tertarik pada mainan lainnya. Mainan anak yang bertumpuk menjadi pekerjaan harian seorang ibu untuk membereskannya, dan hal ini seringkali membuat ibu frustasi karena dalam sehari saja seorang anak bisa beberapa kali mengeluarkan mainannya, hal ini cukup melelahkan. Belum lagi anak suka bermain di dekat orang tuanya, sehingga mainan terserak di semua sudut rumah.
Banyak orangtua menginginkan agar anaknya membereskan mainannya setelah bermain. Orang dewasa tentu lebih peduli kepada kebersihan sedangkan persepsi anak tentang merapikan/bersih-bersih tidak seperti otang tuanya.
Ketika orangtua menekan anak untuk merapikan setiap mainannya, minat anak terhadap mainan menjadi berkurang dan menghambat anak untuk melakukan eksplorasi dan bermaian yang merupakan bagian penting dalam masa kanak-kanak. Kemudian anak malah beralih kepada hal lain seperti menonton TV. Lalu apakah tepat jika anak dilibatkan untuk 'bersih-bersih'?
Meskipun merapikan mainan anak merupakan tugas orang tua, namun orang tua dapat melibatkan anaknya. Caranya:
- ajaklah anak merapikan mainannya bersama Anda
- arahkan kepada anak kemana ia harus menyimpan mainannya
- berikan perintah khusus kepada anak, seperti "De, ade kumpulin bolanya, mama yang masukinnya ke keranjang"
- jika anak terkadang enggan merapikan mainan, Anda tidak perlu memaksanya, Anda cukup membersihkan hal lainnya. Suatu saat Anda akan mendapati anak Anda membersihkan mainannya dan bahkan membantu pekerjaan Anda, hal itu anak lakukan tidak lain untuk membuat Anda bahagia.
Semoga Bermanfaat
Mengajarkan Anak Bersih-Bersih
By
Muslim Iqbal Romadhoni, M.Pd
on Selasa, 29 September 2009
Label:
PERKEMBANGAN (anak)
1 komentar:
ass.terima kasih atas tipsnya, tentunya saya akan praktekan ke anak saya.thanks
Posting Komentar